Recruting, Selecting, and Placing Employe
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG
Belakangan ini bisa dikatakan masih sedikit perusahan yang
membutuhkan tenaga kerja dalam menjalakan perusahaannya. Namun hal itu
berbanding terbalik dengan jumlah SDM (sumber daya manusia) yang tersedia.
Setiap perusahan pasti akan memilih yang terbaik dari banyaknya peluang
pelamar, agar perusahaan tersebut dapat mencapai kesejahteraan. Akan tetapi
pemilihan dalam penempatan karyawan haruslah serius karena hal ini tidak
mungkin dapat dianggap remeh, jika penempatan karyawan yang optimal akan menghasilkan hasil yang
maksimal. Oleh sebab itu dibutuhkan proses perekrutan, pemilihan dan penempatan
karyawan agar membantu perusahaan.
Psikologi, dipandang dari perspektif ataupun
konteks dalam industri organisasi memiliki peranan penting yang signifikan
dalam memberikan gambaran tentang hal tersebut diatas (seperti proses
perekrutan, pemilihan ataupun seleksi, serta penempatan karyawan). Hal ini
terlihat dari segi ataupun pola mempelajari perilaku manusia dalam konteks
industri organisasi. Kemudian, psikolog I/O diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang besar dalam sebuah perusahaan, agar kemudian, perusahaan dimana
dia mengabdikan dirinya (bekerja) dapat berkembang sesuai dengan harapan
perusahaan dengan menggunakan karyawan-karyawan yang sesuai dengan kebutuhan
dan sesuai dengan pola kebijakan yang ditentukan perusahaan.
1.2.
MANFAAT
DAN TUJUAN
Adapun manfaat dan tujuan daripada penulisan makalah
ini adalah:
1. Memahami
pola perilaku dalam konteks industri dan organisasi.
2. Menjadi
lebih mengerti mengenai perkembangan industri dan organisasi dalam hal
perekrutan, seleksi, dan penempatan jabatan (staffing) dalam struktur industri
maupun organisasi.
3. Mengetahui
peran psikolog dalam industri organisasi, khususnya rekrutmen, seleksi maupun
staffing.
4. Memahami
peranan psikolog terkhusus dalam bidang personalia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
MATCHING
INDIVIDUALS TO ORGANIZATIONS AND JOBS
Menyesuaikan kemampuan dan bakat
individu dengan job requirement merupakan
pokok dari proses seleksi dan penempatan dalam organisasi. Para psikolog I/O
juga menekankan pada kesesuaian antara kebutuhan individu, nilai, dan
ekspektasinya dengan ketersediaan dari pekerjaan dan organisasinya.
Teori yang terkenal untuk konsep
“fit” ini adalah Theory of Work Adjusment. Teori ini menjelaskan dinamika
penyesuaian yang terus-menerus pada individu dan lingkungan kerjanya satu sama
lain yang mana menjadi prinsip dasar dari Psikologi. Teori ini tidak
dikembangkan bagi Psikologi I/O, tapi pada dasarnya ditujukan untuk model
penyesuaian bagi organisasi. Informasi berikut dibutuhkan dalam proses ini:
·
Bakat dan kemampuan
yang dibutuhkan pekerjaan
·
Hadiah dan kesempatan
yang diberikan pekerjaan dan organisasi
·
Kemampuan, bakat, dan
pengalaman dari pelamar
·
Kebutuhan, nilai, dan
ekspetasi pelamar
2.1.1.
Realistic
Job Previews
Maksud dari realistic
job preview (RJP) adalah untuk memberi informasi penting bagi pelamar
(positif maupun negatif) tentang organisasi dan posisi yang mereka lamar,
secara terus terang. Informasi tersebut bisa disampaikan melalui interview, film, sampel pekerjaan, atau group discussion dengan pegawai yang
sudah bekerja di dalam organisasi tersebut.
Pelamar yang merasa menerima
pekerjaannya akan mengalami lebih sedikit kekecewaan. Sehingga, tingkat turnover menurun dan kepuasan kerja
meningkat. Dan inilah yang Premack dan Wanous temukan pada pengujian mendetail
pad apenelitian awal mengenai RJP.Meglino, DeNisi, dan Ravlin menemukan bahwa
RJP memberi dampak berbeda pada job
acceptance dan masa jabatan, berdasarkan pengetahuan mereka terhadap
pekerjaan.
2.1.2.
Matching
in Perspective
Ada banyak pertimbangan dalam hal mendapatkan orang
yang tepat untuk posisi yang tepat, dan beberapa pertimbangan tersebut dapat
dipakai dalam tujuan yang saling – silang
satu dan yang lain.
Beberapa perusahaan memilih untuk
membayar karyawan dengan status permanen dalam setting organisasi secara luas,
bukan hanya pada untuk pekerjaan tertentu karena filosofi dan nilai perusahaan
secara keseluruhan cenderung stabil. Sun Microsystems, perusahaan dengan
kecepatan perkembangan tinggi di AS, pada pertengahan 1990-an mencari orang-orang
yang berminat dan berkualitas dalam satu halpemecahan masalah.
Pembicaraan mengenai rekrutmen,
seleksi, dan penematan di dalam bab ini disusun sekitar konsep tradisional
untuk dua alasan. Pertama, hampir 100 tahun lamanya penelitian praktik pada
topik ini adalah seputar pondasi untuk membentuk modifikasi dalam menemukan
situasi baru. Kedua, banyak (bahkan seluruh) organisasi tetap menggunakan
fungsi dasar dari sumber daya manusia untuk menemukan orang-orang agar bisa
memenuhi posisi permanen di perusahaan mereka setidaknya dalam sistem yang
tradisionil.
2.2.
RECRUITING
JOB APPLICANTS
Perekrutan pelamar kerja merupakan
sebuah proses pencarian dan pemilihan orang untuk menduduki suatu posisi tertentu
dalam sebuah organisasi. Tujuan perekrutan ialah menemukan sejumlah pelamar
kerja yang sesuai dengan posisi yang ditawarkan dan dibutuhkan oleh industri
atau organisasi.
2.2.1.
Labor
Shortages in the 21st Century
Untuk beberapa waktu, para peneliti yang meneliti
statistik sosial telah memprediksikan perkembangan akan adanya kekurangan
tenaga kerja secara meluas yang akan berlangsung di abad 21. Banyak industri
sudah mengalami kesulitan menemukan dan mempekerjakan karyawan yang mereka
butuhkan, dikarenakan hal posisi dan peningkatan kesulitan mengisi sebuah
bidang pekerjaan. Salah satu alasan terpenting yang menjadi faktor penyebab
kekurangan tenaga kerja adalah adanya baby
bust, penurunan angka kelahiran di abad ke-20, dan lain sebagainya.
Perubahan nilai-nilai sosial juga
memainkan peran dalam situasi seperi ini. Semakin banyak orang menentukan
prioritas, mempertimbangkan waktu luang, dan pendidikan lanjutan, pilihan
seperti bekerja untuk sementara waktu, pembagian kerja, bekerja paruh waktu,
dan wirausaha menjadi lebih populer. Semua pilihan pribadi ini mengurangi
jumlah orang yang tersedia untuk pekerjaan penuh waktu yang tetap dalam sebuah
industri maupun organisasi.
Keterampilan kerja merupakan bagian
penting dari keadaan seperti ini. Kekurangan tenaga kerja sudah dialami oleh
banyak organisasi tidak hanya sekali. Pasokan individu yang tidak terampil,
keterampilan yang minim atau sebelumnya terampil (memiliki keterampilan yang
dulunya dihargai tetapi tidak lagi diperlukan) saat ini. Kekurangan tenaga kerja
yang berkembang bukanlah tentang angka-angka seperti itu. Ini adalah tentang
jenis-jenis karyawan yang dicari oleh organisasi atau industri.
2.2.2.
Establishing
Personnel Requirements
Perekrutan awal dimulai dengan adanya penentuan
jumlah karyawan yang dibutuhkan. Proses ini hanya terdiri atas komunikasi
informal antara bagian personalia organisasi, dimana merekalah yang akan
terlibat dalam proses perekrutan. Pendekatan dimulai dengan pernyataan
kebutuhan karyawan yang didasarkan atas perencanaan seperti kegiatan karyawan,
di antaranya analisa pekerjaan, jumlah karyawan sekarang, dan prediksi
perkembangan perusahaan. Perencanaan sumber daya manusia formal ini merupakan
dasar yang sangat penting dalam melakukan sebuah perekrutan.
2.2.3.
Sources
of Job Applicants
a. Perekrutan
internal
Ada beberapa keuntungan yang didapat dari proses
perekrutan internal ini, yang pertama adalah murahnya biaya yang dibutuhkan
dalam perekrutan karena organisasi maupun pelamar sudah saling mengenal.
Keuntungan kedua adalah tidak perlu penyesuaian antara organisasi dan pelamar.
Keuntungan ketiga adalah pelamar menjadi termotivasi sehingga dapat
mengembangkan potensinya dan dapat memajukan kariernya dalam organisasi.
Perekrutan internal dapat digunakan untuk mengisi setiap tingkat pekerjaan, baik
pergerakan horizontal maupun vertikal. Gerakan horizontal terjadi bila pegawai
pindah dari satu kerja ke kerja lain dalam hirarki perusahaan pada tingkat yang
sama. Gerakan vertikal terjadi bila pegawai dipromosikan atau naik dalam
hirarki perusahaan. Masalah ataupun kerugian dalam perekrutan internal adalah
adanya kebimbangan antara pegawai yang dipromosikan versus memasukkan pegawai
dari luar yang mempunyai ide-ide baru. Diperlukan kebijaksanaan dari perusahaan
untuk mengambil keputusan dalam hal ini.
b. Perekrutan
eksternal
Dalam perekrutan ini, sumber-sumber dari luar yang
penting, berasal dari perserikatan, perusahaan luar, sekolah, iklan surat
kabar, akademi dan universitas, asosiasi profesional, agen karyawan perusahaan
pemerintah maupun swasta. Kerugian dari perekrutan ini terletak pada besarnya
jumlah pengeluaran. Contohnya: untuk mendapatkan karyawan yang mempunyai
tingkat keterampilan yang tinggi dibutuhkan biaya perekrutan (biaya perjalanan)
ke universitas atau pertemuan profesional dalam rangka mencari pelamar kerja.
Untuk karyawan yang membutuhkan sedikit keterampilan hanya butuh sumber yang
lebih murah seperti surat kabar atau perwakilan pekerjaan umum. Sedangkan
keuntungan rekrutmen ini adalah mendapatkan karyawan yang berkualitas dan mempunyai
ide-ide baru.
2.2.4.
Recruiting
Research
Para psikolog industri dan organisasi tidak terlibat
secara aktif dalam perekrutan internal maupun eksternal. Ada beberapa perekrut
profesional yang dididik sebagai psikolog namun minat mereka bergantung pada
kebijakan perusahaan. Banyak organisasi meminta bantuan kepada mereka untuk
memaksimalkan perekrutan eksternal atau internal.
a.
Mantan karyawan (rehires) adalah sumber terbaik seorang
pelamar di pabrik pengepakan.
b.
Karyawan yang direkrut
melalui sumber informal, dilaporkan menerima informasi yang lebih akurat
mengenai pekerjaan dari sumber perekrutan mereka daripada karyawan lain yang
melihat kabar perekrutan melalui sumber-sumber resmi, seperti agen pengerah
tenaga kerja.
c.
Sumber perekrutan tidak
berhubungan dengan panjang kerja berikutnya.
d.
Perempuan dan orang
kulit hitam diperlakukan sama dengan yang lainnya.
e.
Sejumlah besar pelamar
pekerjaan menggunakan jasa sumber perekrutan.
2.2.5.
Recruiting
and the Law
Dalam hal ini semua dapat berkesempatan untuk
menjadi pelamar dan dipekerjakan tanpa membedakan ras, warna kulit, jenis
kelamin, maupun agama. Secara hukum, ini didukung oleh peraturan peradilan
untuk mencegah diskriminasi yang tidak adil di masa yang akan datang dan
organisasi dapat memperbaiki kesalahan di masa lampau. Contoh konkretnya ialah
jumlah tenaga kerja wanita dan kaum kulit hitam yang sangat kecil di posisi
teratas di Amerika. Untuk mengurangi hal tersebut ada rencana tindakan
afirmatif.
2.2.5.1. Affirmative Action
Rencana tindakan afirmatif adalah bagian
penyelesaian agar semua orang dapat memperoleh kesempatan kerja yang sama.
Filosofi yang mendasari tindakan afirmatif adalah kekurangan oleh dua faktor
yang saling berinteraksi. Pertama, norma sosial dan praktek perekrutan selama
bertahun-tahun mengarahkan kaum wanita dan minoritas ke pekerjaan tertentu yang
dianggap sesuai dengan mereka. Kedua, praktek-praktek tersebut membuat wanita
dan kaum minoritas takut dipecat jika mencari pekerjaan lain.
Solusi atas
permasalahan ini dapat dilakukan dengan dua cara. Yang pertama ialah
mengembangkan kemampuan karyawan yang ada untuk dipromosikan ke kelompok
pekerjaan lainnya. Yang kedua adalah mencari sumber pelamar kerja
nontradisional dalam kelompok secara aktif melalui masyarakat dan sumber-sumber
lain dari pelamar pekerjaan khusus.
2.2.5.2. Workforce Diversity
Tidak seperti tindakan afirmatif,
keragaman tenaga kerja bukanlah masalah kewajiban moral atau hukum untuk
memberikan kesempatan kepada kaum minoritas dan perempuan. Ini adalah masalah
hukum maupun masalah sosial; ini adalah masalah bisnis. Keragaman tenaga kerja
berarti memiliki karyawan yang mampu berhubungan dengan spektrum kerakyatan,
dimana kebutuhan yang berkembang dalam lingkungan yang kontemporer organisasi
harus beroperasi.
Ada beberapa konvergen
kecenderungan di belakang keragaman yang sedang terjadi di banyak interior
organisasi Amerika. Salah satunya adalah meningkatnya keragaman di negara itu
sendiri.
2.3.
SCREENING
JOB APPLICANTS
Tujuan dari perekrutan sendiri adalah menemukan
orang-orang untuk bekerja dalam perusahaan. Dalam banyak kasus, perusahaan
mempunyai beberapa pelamar untuk dipilih satu(atau lebih,bila dibutuhkan).
Untuk membuat keputusan dalam seleksi, mereka membuat beberapa metode screening untuk memisahkan
para pelamar secara individual dan mensukseskannya dalam pekerjaan(dan
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan). Jika proses ini mengurangi peluang
seorang pelamar, screening menjadi sama artinya dengan seleksi yang dilakukan
organisasi.
2.3.1.
Application
Blank Information
Informasi utama seorang pelamar didapat oleh seluruh
perusahaan dari application blank information. Application blank itu
menunjukkan informasi umum atau latar belakang individu. EEOC mendapat kendala
dari beberapa pertanyaan yang mungkin ditanyakan. Kendala yang dimaksud adalah
untuk mencegah kesalahgunaan formulir ini yang mungkin dilakukan sebagai bentuk
diskriminasi pegawai. Contoh pertanyaan yang dihindari dalam formulir adalah:
·
Pertanyaan tentang
catatan hidup yang buruk(butuh izin tentang keyakinan mereka)
·
Pertanyaan tentang
keanggotaan dalam organisasi(tidak berhubungan dengan pekerjaan)
·
Pertanyaan tentang
ketidakmampuan(yang bisa dibentuk setelah dalam proses pekerjaan)
Pertanyaan tentang status perkawinan, pekerjaan
istri, atau cara pengasuhan anak tidak harus ditanya kecuali kalau mereka
ditanya tentang jenis kelamin dan dipertimbangkan kesamaannya dalam membuat
formulir.
Contoh dari pertanyaan
mencurigakan, pertanyaan seperti ini biasanya lebih baik dihindari dalam
formulir, yaitu tentang ras(kecuali perusahaan berada dibawah pihak yang
menyetuji hal tersebut), agama, gender, kota asal, umur, dan warga negara.
Peraturan utama tentang pertanyaan mencurigakan ini mungkin dimnta hanya bila
digunakan untuk tujuan yang dirahasiakan dan tidak termasuk dalam keputusan
hasil seleksi.
Jika ada bukti yang valid, formulir
harus digunakan untuk penyeleksian sebaik mungkin atau tujuan penelitian selama
itu tidak sistematis terhadap grup pelamar. Pertanyaan tertentu memiliki
jawaban “kredit” dan “tidak kredit”, karena pertanyaan itu akan ditemukan untuk
dikorelasikan dengan keinginan dan ketidakinginan perilaku kerja(termasuk masa
jabatan,kehadiran, dan ketidakhadiran). Konsep perilaku diungkapkan oleh
sejarah pelamar itu sendiri yang seluruhnya berguna untuk memprediksi perilaku
di masa depan. Pertimbangan ditentukan secara empiris oleh keterkaitan antara
jawaban dan pertanyaan dan patokan.
Dalam investigasi Cascio(1976),
pertimbangan yang dilakukan dilihat dari formulir biografi. Ini digunakan untuk
memprediksi perilaku pegawai dalam masa jabatan nanti. Pertanyaan-pertanyaan
dalam formulir yang memiliki korelasi
negatif dengan ketentuan akan mengurangi penilaian;korelasi
positif,penilaian positif. Item-item yang digunakan dalam investigasi termasuk
pertanyaan tentang umur, edukasi, rumah pribadi, status perkawinan, umur anak,
gaji sebelumnya,lokasi perumahan, jabatan di pekerjaan sebelumnya, dan jumlah
teman atau relasi di perusahaan. Dalam studi Cascio menunjukkan ada perbedaan
yang signifikan antara formulir dengan pertanyaan panjang dan pendek, jabatan
karyawan dan tidak ada bukti kebiasan,perbedaan terjadi untuk minoritas maupun
subjek non minoritas.
Selain kritikus, penelitian
berlanjut untuk menunjukkan bahwa biodata kerja dan sering bekerja lebih baik
daripada metode alternatif yaitu screening untuk memprediksi perilaku tertentu
pada karyawan.
Lamaran biodata yang sukses juga
distimulasi secara luas dalam pengukuran dan teknikal isu yang menunjukkan itu.
Mael dan rekan-rekannya (Mael, 1991;Mael & Hirsch, 1993) menginvestigasi
metode informasi biografi yang menjaga prediksi keuntungan secara statistic
tapi tetap membuat mereka dalam area kerja yang rasional. Istilahnya
“rainforest empiricsm” unruk menandakan bahwa orientasi kedua prediksi(empiris)
dan memajukan pengetahuan tentang perilaku manusia. Tujuan akhir yang penting
tentang biodata harus disebutkan: metode screening ini menghasilkan bukti
kevalidan data terbesar dan pertama diluar area tes kemampuan mental.
2.3.2.
Preemployment
Inquiries
Kata preemployment inquiries mengarah pada aktivitas
mencari informasi tentang pelamar dari sumber independen sebelum membuat
tawaran pada pegawai. Dalam banyak perusahaan, biasanya ada dua bagian utama
untuk penerimaan calon pegawai. Pertama adalah menyaring informasi pelamar
dengan meringkas. Kendala pada bagian pertama ini adalah inflasi yang mengikuti
atau gaji di perusahaan sebelumnya. Satu respon untuk masalah ini adalah
membangun perusahaan, seperti Avert di Colorado, yang khusus dalam penyaringan
tuntutan pegawai sebelumnya
Aspek utama kedua saat penerimaan
calon pegawai adalah secara verbal atau rekomendasi dari satu orang atau lebih
sebagai referensi dengan pelamar. Pelamar boleh meminta informasi rekomendasi
atau menulis surat dan dikirim langsung ke perusahaan. Rekomendasi dilihat
dengan skeptical oleh banyak orang yang berpartisipasi dalam penyewaan untuk
perusahaan. Masalah pada bagian ini adalah banyak orang meminta untuk
direkomendasikan dan cenderung memaksa
sambil mengatakan banyak hal, terutama memasukkan pegawai yang tidak memuaskan
atau murid. Jadi pihak menerima pegawai yang memiliki rekomendasi positif
seperti performa kerja yang baik, adanya prestasi kerja yang mampu menghadapi
kegagalan perusahaan.
Kekurangan dari rekomendasi pegawai
ini adalah tidak mampu dibuktikan keakuratan informasi nya. Orang yang berbeda
memiliki cara kerja yang beda pula, seperti kepuasan, kebanggaan, reliabel dan
sebagainya. Masalah ini, dengan catatan lain, membuat surat rekomendasi
digunakan seminimal mungkin. I/O
Psychology bisa membuat kontribusi dalam area ini dengan penelitian yang
tujuannya membuat informasi ini sangat berguna dalam proses seleksi.
Berdasarkan surat rekomendasi ini,
Perez dan Gracia mengidentifikasi lima kategori dasar yang sifatnya bisa
tempatkan. Mereka menyimpulkan bahwa pendekatan menunjukkan janji sebagai alat
screening tapi tidak signifikan mengikuti prosedur yang sudah ada.
2.4.
SELECTING
EMPLOYEES
Ada berbagai tahap dalam memilih karyawan yang baru
dalam sebuah organisasi maupun industri. Salah satu tahap tersebut adalah
seleksi pegawai. Seleksi adalah sebuah proses memilih, filter atau memilah
sesuatu dari beberapa pilihan akan sesuatu tersebut. dalam proses pemilihan
tentu saja da yang baik dan yang terbaik. Yang terbaik disini adalah jika
sesuatu tersebut telah sesuai dengan kriteria yang dicari Sel Begitu juga dalam
pemilihan karyawan. Seleksi pegawai/karyawan adalah proses pemilihan dan
mencari kesesuaian si pelamar kerja dengan kriteria-kriteria yang dibutuhkan
oleh perusahaan ataupun organisasi untuk mencapai efektivitas kerja.
Dalam pemilihan pegawai juga
terdapat penyaringan pegawai. Penyaringan adalah proses pemisahan individu yang
paling besar kemungkinan akan berhasil dalam suatu pekerjaan dan cocok masuk
organisasi, dari individu lain dari sejumlah besar pelamar. Secara konseptual,
penyaringan dan seleksi adalah dua proses yang berbeda. Kegiatan penyaringan
mendahului kegiatan seleksi. Metode penyaringan utama yang digunakan oleh
organisasi-organisasi, akan digunakan kata tes untuk membedakannya dengan
lamaran, wawancara atau metode penyaringan lain. Harus disadari bahwa tes
merupakan suatu sumber informasi yang secara hukum digunakan untuk membuat
keputusan dalam seleksi. Untuk praktisnya, semua metode penyaringan harus
dianggap sebagai tes, apapun bentuk sebenarnya.
LANGKAH-LANGKAH SELEKSI
1.
Pemeriksaan Berkas Lamaran
Proses ini dilakukan
pada saat screening (penyaringan). Disini dilakukan penyisihan lamaran yang
tidak memenuhi kriteria dan membandingkan antar pelamar.
2.
Interview Awal
Dalam tahap ini calon
diwawancarai oleh pegawai/staf dibagian sumber daya manusia, untuk mendapatkan
gambaran umum tentang kesesuaian si pelamar dengan pekerjaan yang ia lamar.
Disini dijelaskan tentang pekerjaannya, apa yang diharapkan dari calon dan apa
yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada calon. Jika calon tetap bersedia
dan dinilai memenuhi persyaratan umum seperti umur tertenu, pendidikan
tertentu, maka ia dapat mengikuti tahap seleksi berikutnya.
3.
Testing
Proses ini melibatkan
beberapa jenis test, yaitu :
a. Test
Kemampuan/skill
Test ini berupa ujian
tertulis tentang pengetahuan dan ketrampilannya yang berkaitan dengan pekerjaan
yang dilamar.
b. Psikotest
Hingga saat ini,
psikotest ini yang dianggap memiliki point terpenting dalam penyeleksian
karyawan dalam perusahaan atau organisasi. Karena, dalam test ini dapat
diramalkan kemungkinan keberhasilan calon karyawan dalam bidang pekerjaan yang
dilamarnya. Dari hasil tes psikologis akan diketahui secara lebih mendalam
mengenai kemampuan, minat dan bakat, kepribadian calon karyawan, serta
kesesuaian calon karyawan dengan bidang pekerjaan yang akan dimasukinya.
Tentunya perusahaan atau organisasi akan memilih calon karyawan yang paling
tepat untuk lowongan pekerjaan yang ada, yaitu calon karyawan yang memiliki
latar belakang pendidikan, kemampuan, minat, bakat, dan kepribadian yang sesuai
untuk pekerjaan sehingga diperkirakan akan menghasilkan prestasi kerja yang optimal
dalam pekerjaan.
Test ini digunakan
dalam mengukur 3 hal :
·
Intelektual
Ini
mencakup menguji logika, fleksibilitas berpikir, daya ingat dan daya tangkap,
kemampuan analisa. Contoh test yang digunakan adalah Tintum, SPM/APM.
·
Kepribadian
Test
yang digunakan adalah grafis, Wartegg, Inventory, dan lainnya.
·
Sikap Kerja
Test
yang digunakan adalah Pauli dan Kraeplin.
Dalam
melaksanakan Test, mempunyai tanggungjawab, yakni:
·
Tanggung Jawab terhadap Profesi
-
Mengikuti kemajuan relevan di bidang
tersebut
-
Melaporkan praktek yang tidak etis
-
Mendidik orang lain dalam masalah
tentang etika
·
Tanggung Jawab terhadap yang diuji
-
Waspada terhadap pelanggaran pribadi
-
Menjaga kerahasiaan pribadi
-
Menerangkan sifat oengujian dan
kemungkinan-kemungkinannya
-
Menerapkan batas waktu terhadap
pemakaian data test oleh organisasi
-
Respect dan penuh tenggang rasa
·
Tanggung jawab terhadap organisasi
-
Menyampaikan perkiraan yang tepat
tentang biaya dan keuntungan dari program test
-
Mengumpulkan data terbaik dalam batas
kendala yang ditimbulkan situasi
-
Mengakui hak organisasi terhadap hak
milik metode dan prosedur yang telah dibiayai.
4.
Wawancara
Setelah melaksanakan
testing, selanjutnya akan diadakan wawancara kepada si pelamar kerja yang
dinyatakan telah diterima. Wawancara ini bertujuan untuk diterangkan mengenai berbagai kebijakan
perusahaan, seperti misalnya masalah gaji. Wawancara juga bertujuan untuk
mengetahui motivasi dan alasan si pelamar mengapa ia melamar pekerjaan
tersebut, mengetahui pengalaman kerja si pelamar sebelumnya. Wawancara ini
mempunyai kelemahan dan kelebihan juga. Yang menjadi kelebihannya adalah :
Wawancara mendapatkan informasi yang lebih dari informasi hasil test. Si
pelamar dapat memberitahu apa-apa saja penghargaan yang diterima sebelumnya,
keahlian-keahlian yang mungkin tidak ada hubungannya ke pekerjaan yang dilamar,
misalnya softskill dan lain
sebagainya. Wawancara ini juga menghemat biaya dan efisien waktu.
Yang menjadi kekurangannya adalah: Hello effect yang
membuat informasinya menjadi bias negatif. Contohnya, si pelamar merupakan
seorang wanita yang berparas menarik, dan si pewawancara pemuda yang masih
single, bisa saja karena pada kesan pertama si interviewernya tertarik, dia
langsung menerima si pelamar tanpa menanyakan pertanyaan yang telah ditetapkan sebelumnya.Wawancara
atau Interview ini ada beberapa gaya yaitu :
·
Intra Viewer
Si Pelamar diwawancara atau diinterview oleh seorang
interview.
·
Serial
Interview
Mencakup suatu rangkaian wawancara. Contohnya: seorang
pelamar mungkin akan diwawancarai manajer HR pada pukul 9, selanjutnya oleh
kepala bagian pukul 10 dan vice–president
mewawancarai pukul 11.
·
Return
Interview
Mirip dengan serial
interview dengan perbedaan waktu antara wawancara pertama dan yang
selanjutnya. Sebagai contoh, seseorang yang hari ini diwawancarai oleh manajer
HR mungkin akan diwawancarai oleh kepala bagian 1 minggu lagi.
·
Panel
Interview
Wawancara yang memiliki beberapa pewawancara yang memberi pertanyaan dan
mengevaluasi jawaban beberapa pelamar pada waktu yang sama.
2.5.
PLACING
NEW EMPLOYEES
Pegawai baru yang mempunyai kemampuan dasar akan
sering disesuaikan untuk beberapa pekerjaan. Untuk menerima pegawai baru yang
berkualitas maka diperlukannya strategi penerimaan pegawai. Ada 4 strategi
dasar yang mungkin digunakan dalam menentukan keputusan penerimaan pegawai.
1.
Penempatan
individu dalam pekerjaan yang mempunyai prioritas yang paling tinggi untuk
laki-laki atau perempuan yang berkualitas strategi ini menuntut kerja keras
dalam organisasi, tetapi ini bisa berkonsisten dalam tantangan di skill dan
kemampuan pegawai.
2.
Penempatan
individu yang kemungkinan dar keberhasilannya muncul paling tinggi. Kesempatan
maksimal untuk kesuksesan pegawai,tetapi itu mungkin batas kesempatan untuk
perkembangan pegawai.
3.
Penempatan
individu di pekerjaan yang berpotensi bekerja sama untuk laki-laki atau
perempuan yang mungkin berkembang. Strategi ini berlawanan dengan dengan
diatas. Itu bisa ada manfaatnya dalam tantangan, tapi itu bisa berbalik jika
potensi individunya diluar harapan.
4.
Penempatan
individu didalam pekerjaan yang kebanyakan dituntut untuk sesuai. Mungkin ini strategi lebih disukai oleh penerima
pegawai baru, itu dapat memimpin untuk usia jabatan yang tidak lama dari
pegawai didalam pekerjaan yang penting tetapi tidak menarik untuk beberapa
alasan.
2.6.
ALTERNATIVE
STAFFING STRATEGIES
Pada pembahasan ini difokuskan pada perekrutan
pegawai untuk posisi yang tetap penuh waktu dalam suatu organisasi/perusahaan
dan mencakup juga posisi pegawai paruh waktu.iniadalahkonteks di manasebagian besarpenelitian psikologiindustiri dan organisasi dalammerekrut, menyaring, memilih, danmenempatkanpegawai.Tetapi,
ada peraturan lain untuk memperkerjakan pegawai untuk melakukan pekerjaan yang
dibutuhkan perusahaan yang dapat ditinjau dari dua cara yaitu: mengunakan
penolong/pegawai sementara (temporary
help) dan (outsourcing).
2.6.1.
Temporary
Help
Sebagai sebuah stategi penyusunan kepegawaian,
bantuan sementara ditentukan oleh gaji karyawan, bukan oleh berapa lama
seseorang bekerja pada perusahaan tertentu, banyak pekerja sementara tetap di
posisi yang sama selama satu tahun atau lebih. karyawan sementara dibayar oleh
lembaga yang memberikan mereka kepada perusahaan, bukan oleh organisasi yang
melaporkan mereka bekerja.Pensiunan yang
dipanggil kembali untuk pekerjaan sementara, "loaners" yang dipinjam
dengan peraturan antara perusahaan, pekerja musiman, dan karyawan kontrak, juga
merupakan bagian dari bantuan sementara.
Sejak tahun 1940an, ada instansi
dalam bidang bisnis yang memasok karyawan sementara untuk perusahaan yang
membutuhkan orang untuk mengisi/menggantikan karyawan tetap yang tidak hadir,
untuk memberikan bantuan tambahan untuk proyek khusus atau lonjakan musiman
dalam tuntutan produksi, atau untuk menutupi situasi darurat dari berbagai
macam keadaan.Tidak sampai tahun 1990-an, lembaga bantuan sementara tiba-tiba
menjadi bisnis yang besar. Bantuan
sementara memungkinkan untuk memperluas atau mengontrak pekerja yang dibutuhkan
tanpa memaksa baik biaya merekrut dan mempekerjakan atau kebutuhan yang tidak
menyenagkan untuk merumahkan pegawai tetap.
Di akhir 1990-an, ada puluhan
lembaga bantuan sementara yang diperkirakan memperkerjakan 2 juta karyawan sementara
setiap hari.B eberapa perusahaan, seperti Accountemps, mengkhususkan diri dalam
jenis tertentu untuk karyawan yang terampil. Beberapa memperluas penyaringan,
Manpower, inc membutuhkan kandidat yang mahir dalam 43 keterampilan khusus
sebelum mereka dapat ditempatkan sebagai pengolah kata. Instansi lain, seperti
Norell Corporation, akan menyesuaikan pelatihan untuk klien tertentu.
Sebagian besar karyawan sementara
bekerja di tata usaha atau posisi industri/ produksi, tetapi hampir tidak ada
pekerjaan yang tidak bisa diisi dengan cara ini. organisasi dapat menyewa
akuntan, pengacara, tenaga penjual, teknisi lab, programmer komputer, penulis
perangkat lunak, kimiawan, artis, penulis, insinyur, bankir, dokter, perawat,
perekrut, koki, manajer, dan kepala petugas operasi mulai dari hari ke hari, minggu, bulan atau
tahun.
Banyak orang yang bekerja untuk
lembaga bantuan sementara akan lebih memilih pekerjaan permanen, dan menurut
National Associations of Temporary and Staffing, persentase substancial menawarkan
pekerjaan tetap sebagai akibat langsung dari tugas sementara. Tapi diperkirakan 50% dari karyawan instansi,
pekerjaan bantuan adalah sebagai pilihan
karir. jika ditanya, pekerja bantuan sering mengatakan mereka menyukai berbagai
keadaan dan orang-orang yang mereka
temui, fleksibilitas untuk memilih berapa banyak waktu yang dikhususkan untuk
bekerja, dan tantangan tugas pekerjaan sementara.
Status baru bantuan sementara telah
membawa tantangan baru. Jika strategi
penyusunan pegawai ini adalah untuk melunasi, para karyawan harus menjadi
produktif dengan cepat meskipun mereka belum melalui program pelatihan yang
biasa digunakan perusahaan. Penghargaan untuk orang-orang yang melakukan
pekerjaannya dengan baik, banyak dari mereka bebas untuk meminta pergantian
setiap saat. Perusahaan juga harus berurusan dengan masalah yang dapat timbul
dari pekerja bantuan pencampuran menjadi kekuatan kerja reguler. Pearce (1993)
menemukan bahwa kehadiran rekan kerja dari sumber ini dikaitkan dengan persepsi
yang lebih rendah dari kepercayaan organisasi oleh karyawan tetap.
Di sisi lain dari persamaan,
Feldman, Doerpinghaus, dan Turnley (1994) melaporkan bahwa karyawan
bantuan dapat merasa mereka diperlakukan
impersonally, bahwa keterampilan mereka yang tidak benar digunakan, dan bahwa
masa jabatan mereka tidak aman karena atasan sering diperbolehkan untuk meminta
karyawan yang berbeda setiap saat.
Menurut Feldman dan rekan-rekannya
memperkuat titik yang dibuat oleh Flynn (1995) bahwa jika penggunaan bantuan
sementara adalah untuk menjadi efektif, perhatian harus dibayarkan kepada
kemampuan mereka, pelatihan, dan kinerja, seperti itu akan dibayar dengan
karyawan lain. Ini situasi mungkin akan berubah dengan cepat, namun,
seperti psikolog indutri dan organisasi
lainnya menanggapi kesempatan ini untuk menjelajahi garis baru dan menantang
penelitian.
2.6.2.
Outsourcing
Alih daya (bahasa Inggris: outsourcing atau
contracting out) adalah pemindahan pekerjaan (operasi) dari satu perusahaan ke
perusahaan lain. Hal ini biasanya dilakukan untuk memperkecil biaya produksi
(termasuk penghematan biaya gaji) dan untuk memusatkan perhatian kepada hal
utama dari perusahaan tersebut atau dapat juga dikatakan pegawai yang tidak
terlalu penting dapat diserahkan pada perusahaan yang menyediakan jasa
pemborong. Menurut definisi Maurice Greaver, Outsourcing (Alih Daya) dipandang
sebagai tindakan mengalihkan beberapa aktivitas perusahaan dan hak pengambilan
keputusannya kepada pihak lain (outside provider), dimana tindakan ini terikat
dalam suatu kontrak kerjasama.
Misalnya, pada perusahaan
perancangan baju yang ingin mengadakan Fasion Show, maka daripada perusahaan
tersebut memperkerjakan tetap pengawai yang bertugas untuk menyelenggarakan
acara, maka perusahaan tersebut bisa saja menyewa sebuah event organizing untuk
membuat acara tersebut. Ketika event organizing tersebut memerlukan model untuk
acara tersebut, maka merek tidak perlu memperkerjakan secara tetap beberapa
model. Untuk lebih menghemat biaya mereka bisa saja menyewa sebuah agency model
untuk mengisi acara tersebut. Hal ini menjadi lebih hemat dan lebih efisien
daripada perusahaan tersebut harus memperkerjakan pegawai secara permanen di
perusahaannya. Atau dengan contoh lain, di suatu pabrik yang memiliki tingkat
kecelakaan kerja yang tinggi. Maka agar lebih efisien, daripada perusahaan
tersebut memperkerjakan seseorang yang bertanggung jawab atas kecelakaan kerja,
maka lebih baik perusahaan tersebut berkerja sama dengan perusahaan asuransi.
Jadi perusahaan tersebut akan memperkecil biaya produksi dan mereka juga tidak
bertanggung jawab lagi atas resiko kecelakaan kerja terjadi, karena semua
resiko tersebut sudah ditanggung oleh pihak asuransi.
Di negara maju bisnis outsourcing
udah bukan lahan baru lagi, ia sudah muncul sejak tahun 1900-an. Namun di
negara berkembang outsourcing baru muncul sejak dua dekade belakangan ini.
Outsourcing hadir karena adanya keinginan dari perusahaan (perusahaan
pengguna/pemesan – user/principal) untuk menyerahkan sebagian kegiatan
perusahaan kepada pihak lain (perusahaan outsourcing) agar ia dapat
berkonsentrasi penuh pada proses bisnis perusahaan (core business). Dengan
‘membagi tugas’ kepada perusahaan lain itu, perusahaan pengguna outsourcing
merasa mendapatkan keuntungan dari ‘kerjasama’ tersebut.
Hal inilah yang banyak membuat
perusahaan beralih ke outsorcing. Terbukti
pertumbuhan bisnis outsourcing global tercatat mencapai 30% per
tahunnya. Dari hal ini dapat kita lihat, betapa perusahaan-perusahaan pengguna
outsourcing itu sudah mempercayakan sebagian proses bisnisnya pada perusahaan
outsourcing dalam hal perekrutan SDM.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses perekrutan,
seleksi dan penempatan karyawan adalah tiga hal dasar yang dangat enting dalam
memperoleh tenaga kerja yang maksimal. Ketiga proses ini harus dilakukan dengan
sungguh-sungguh dan diberi perhatian penuh karena sedikit saja terdapat
kesalahan dalam salah satu atau ketiga proses ini akan menyebabkan akibat yang
fatal. Antara lain kurang berkompetennya tenaga kerja yang didapat dan kurang
maksimalnya pekerjaan yang diberikan kepada pelamar kerja.
3.2.
SARAN
Sebagai orang-orang yang mendalami bidang ini, kita tidak boleh
mengabaikan ketiga proses ini. Seperti yang kita ketahui, ketiga proses ini
adalah tahap-tahap penting yang harus benar-benar dipahami setiap detailnya.
Mempelajari tentang hal ini akan sangat berguna bagi kita dalam menemukan
orang-orang yang tepat untuk pekerjaan yang tepat pula demi kemajuan psikologi
industry dan organisasi.
Jewell, L. N. Contemporary Industrial/ Organization Psychology. California:
Brooks/Cole Publishing Company, 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar