Laman

Rabu, 15 Mei 2013

Emotional Growth and Prosocial Behavior


Saat anak-anak tumbuh dewasa, mereka lebih menyadari perasaan mereka sendiri dan perasaan orang lain. Mereka dapat mengatur emosi mereka secara lebih baik dan merespon tekanan emosional orang lain ( Saarni et al., 1998).
Pada usia 7 atau 8 tahun, anak-anak biasanya menyadari perasaan malu dan bangga, serta mereka memiliki ide yang lebih jelas mengenai perbedaan antara rasa bersalah dan malu (Harris, Olthof, Meerum Terwogt, & Hardman, 1987; Olthof, Schouten, Kuiper, Stegge, & Jennekens-Schinkel, 2000). Anak-anak juga dapat menyatakan berbagai emosi yang bertentangan secara lisan.
Pada masa kanak-kanak tengah, anak-anak menyadari budaya mereka “mengatur”  untuk ekspresi emosional, yang dikomunikasikan orang tua melalui reaksi mereka terhadap perasaan yang diperlihatkan anak. Anak-anak mempelajari perbedaan antara memiliki emosi dan mengungkapkannya. Mereka belajar apa yang membuat mereka marah, takut, atau sedih dan bagaimana orang lain bereaksi terhadap emosi yang diperlihatkan, dan mereka belajar untuk menyesuaikan perilaku yang sesuai dengan situasi. Anak-anak TK percaya bahwa orang tua dapat membuat kesedihan seorang anak berkurang dengan mengatakan kepada anak tersebut untuk berhenti menangis atau dapat membuat ketakutan seorang anak terhadap anjing berkurang dengan mengatakan bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan. Anak-anak kelas enam tahun bahwa sebuah emosi dapat ditekan, tapi emosi itu masih ada (Rotenberg & Eisenberg, 1997).
Pengendalian emosional melibatkan usaha untuk mengontrol emosi, perhatian, dan perilaku (Eisenberg et al., 2004). Anak-anak dengan pengendalian yang rendah  cenderung mudah marah atau frustasi ketika terganggu atau tersingkir untuk melakukan sesuatu yang mereka ingin lakukan. Anak-anak dengan pengendalian tinggi dapat menahan impuls untuk menunjukkan emosi negatif pada waktu yang tidak tepat. Pengendalian usaha barangkali didasari oleh watak tapi umumnya bertambah seiring usia; pengendalian uaha yang rendah bisa meramalkan masalah perilaku kelak (Eisenberg et al., 2004). Upaya untuk melakukan pengendalian berdampak terhadap adaptasi anak-anak di sekolah. Diantara anak-anak berusia 4,5 sampai 8 tahun di kota bagian barat daya AS dan anak-anak berusia 7 sampai 10 tahun di Beijing, China, anak-anak dengan pengendalian yang tinggi cenderung lebih mudah menyesuaikan diri (Eisenberg et al., 2004; Zhou, Eisenberg, Wang, dan Reiser,2004).
Anak-anak cenderung menjadi lebih empati dan lebih condong kepada perilaku prososial dalam masa kanak-kanak tengah, dan kebanyakan perilakunya adalah tanda penyesuaian  emosional positif. Anak-anak prososial cenderung bertindak sesuai dengan situasi sosial, relatif bebas dari emosi negatif, dan mengatasi permasalahan secara konstruktif ( Einseberg, Fabes, & Murphy, 1996). Orang tua yang mengenali perasaan stres anaknya dan menolong mereka fokus dalam pemecahan akar masalah yang mendorong empati, perkembangan prososial, dan keterampilan sosial (Bryant, 1987; Einseberget al., 1996). Ketika orang tua memberikan respon dengan ketidaksetujuan atau hukuman, emosi seperti marah dan takut dapat menjadi lebih kuat dan bisa merusak penyesuaian sosial anak-anak (Fabes, Leonard, Kupanoff, & Martin, 2001). Atau anak-anak juga bisa menjadi suka menyimpan rahasia dan menjadi cemas tentang perasaan-perasan negatif.  Seiring anak-anak mendekati masa remaja dini, ketidaktoleransian orang tua terhadap emosi negatif dapat mempertinggi konflik  orang tua-anak ( Eisenberg, Fabes et al., 1999).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar