Secara
sederhana, asertif adalah suatu ciri kepribadian interpersonal di mana orang
yang memilikinya mampu menyatakan pendapatnya, idenya, kekritisannya,
perasaannya dengan cara-cara yang tidak menyakiti hati orang lain. Untuk lebih
jelasnya, berikut ini disajikan perbedaan antara perilaku yang agresif, asertif
dan non asertif.
Agresi
berarti Anda :
-
Mempertahankan hak Anda sendiri sehingga melanggar hak-hak orang lain.
-
Mengabaikan dan menolak kepercayaan, opini, perasaan, keinginan, emosi, sikap, data, informasi atau keterlibatan dari orang lain.
-
Mengekspresikan atau menuntut perhatian terhadap pendapat, kebutuhan atau perasaan Anda dengan cara yang tidak tepat.
Asertif
berarti Anda :
-
Mempertahankan hak sendiri akan tetapi tidak sampai mengabaikan atau mengancam hak orang lain.
-
Melibatkan perasaan dan kepercayaan orang lain sebagai bagian dari interaksi dengan mereka.
-
Mengekspresikan perasaan dan kepercayaan sendiri dengan cara yang terbuka, langsung, jujur dan tepat.
Non
asertif berarti Anda :
-
Mengabaikan hak diri sendiri, gagal untuk mempertahankan diri sendiri, dan membiarkan orang lain mengabaikan hak diri sendiri.
-
Memaafkan atau `memadamkan` ide, perasaan, sikap, kepercayaan atau informasi diri sendiri.
-
Menghindar dari pengekspresian perasaan atau kebutuhan diri sendiri pada situasi di mana Anda justru diharapkan untuk itu.
Asertif yang
efektif melibatkan apa yang disebut sebagai ‘I
messages’ yaitu Anda sendirilah yang harus bertanggung jawab terhadap
perasaan Anda – Anda menyatakan reaksi Anda daripada apa yang dilakukan orang
lain. Misalnya: daripada berkata, ‘Berani sekali Anda memotong pembicaraan
saya...’, seorang yang asertif akan berkata, ‘Saya merasa terganggu bila
Anda memotong pembicaraan saya...’
Konsekuensi
positif:
-
Membuat Anda lebih mudah memberi dan menerima pujian. Hak Anda dihargai karena Anda juga menghargai hak orang lain.
-
Dapat menghindarkan diri dari orang yang menginginkan pertolongan yang tidak masuk akal dari Anda.
-
Dapat mengatasi gangguan yang kecil dan mencegahnya untuk menjadi konflik.
-
Menjadi seseorang yang independen yang berperan dalam perasan, waktu dan akal Anda sendiri.
-
Menjadi diri sendiri, percaya dalam menghadapi orang lain.
Konsekuensi
negatif:
-
Kehidupan seseorang yang asertif tidak selalu berjalan mulus.
-
Seringkali dipandang sebagai orang yang kasar atau kurang sopan.
-
Bagaimana kita menyuarakan pendapat kita dapat dianggap mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar