TUGAS
PAEDAGOGI
WAWANCARA GURU DENGAN SENI MENGAJAR
PAEDAGOGI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
SANTHA REBECCA
NIM : 121301106
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Mengajar
merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada
situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Mengajar bermakna tindakan
seseorang atau tim dalam memberi petunjuk atau menyampaikan infomasi,
pengalaman, pengetahuan kepada subjek didik tertentu agar mereka memahaminya
sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Seorang guru yang baik haruslah
dipandang sebagai salah satu energi yang memberikan kontribusi positif yang
luar biasa terhadap terciptanya suasana belajar siswa, termasuk membangkitkan
minat mereka. Bagaimana kualitas seorang guru yang baik ditentukan oleh
bagaimana cara dia mengajar, mentransformasi ilmu, dan memotivasi anak
didiknya.
Pada
wawancara ini, saya mewawancarai seorang guru SMA Methodist 1 jalan HangTuah No
4, Medan. Alasan saya memilih untuk
mewawancarai guru tersebut adalah karena dia merupakan guru bahasa Inggris
sepupu saya yang kebetulan bersekolah di Methodist 1.
Berikut
saya lampirkan Profil guru tersebut :
1. Nama : CS
2. Usia : 31 Tahun
3. Jenis
Kelamin : Perempuan
4. Status : Belum menikah
5. Pendidikan : S1
6. Karir
a. Sekolah : Methodist 1
Jalan HangTuah No 4, Medan
b. Mulai
mengajar : Tahun 2009
s/d sekarang
c. Mata
Pelajaran : Bahasa
Inggris
d. Mengajar
di kelas : kelas 10 &
kelas 11
e. Jumlah
kelas yang diajar : enam kelas
f. Setrifikasi : belum sertifikasi
karena sekarang minimal 8 tahun mengajar baru mendapat sertifikasi.
Berikut
merupakan rancangan wawancara dengan guru yang akan saya lakukan;
RANCANGAN WAWANCARA GURU PAEDAGOGI
I.
PEMBUKA
Perkenalan
interviewee dan tujuan wawancara
II.
ISI
1. Apa
pandangan guru mengenai pendidikan di Indonesia?
2. Apa
pandangan guru mengenai mata pelajaran yang diajarkan?
3. Motivasi
apa yang mendasari guru untuk terjun sebagai profesi guru?
4. Bagaimana
sudut pandang seorang guru dalam melihat peserta didik?
5. Apa
filosofi guru dalam mengajar?
6. Apa
pendekatan guru dalam mengajar?
7. Sistem
apa yang digunakan dalam mengajar?
8. Fasilitas
apa yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran?
9. Apa
kesan sebagai seorang guru?
III.
PENUTUP
Tanyakan
apakah ada yang ingin ditanyakan guru kepada interviewer
Tanyakan
apakah ada yang ingin disampaikan sebelum menutup wawancara
Gunakan
non verbal closing ketika ingin menutup wawancara
BAB II
HASIL WAWANCARA
Wawancara
dilakukan pada hari Jumat tanggal 11 April 2014 di Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara, Medan. Wawancara dilakukan pada pukul 10.55 WIB dan
berakhir pada pukul 11.40 WIB. Berikut adalah laporan hasil wawancara;
I.
PEMBUKA
Di
awal wawancara interviewer dan interviewee memulai dengan bersalaman dan
memperkenalkan diri satu sama lain. Adapun yang saya katakan ketika berjumpa
pertama kali adalah “Halo miss, nama saya Santha. Saya dari Fakultas Psikologi
USU ingin mewawancarai miss tentang sistem pembelajaran Paedagogi. Apakah miss
bersedia meluangkan waktu?” dan miss pun menjawab “Ya, boleh. Saya bersedia”
II.
ISI
Adapun
pertanyaan yang saya ajukan kepada guru berisi 9 butir pertanyaan terkait
dengan pendidikan dan pengajaran yang dilakukan guru tersebut kepada
murid-murid setiap harinya. Berikut adalah hasil wawancara yang saya dapatkan :
1. Apa
pandangan Ibu Guru mengenai pendidikan di Indonesia?
Jawaban guru :
Menurut
saya, pendidikan di Indonesia sekarang ini sangat maju tetapi tidak terlalu
sesuai untuk diaplikasikan kepada siswa karena kurikulum baru yang dimunculkan
pada bulan Juli 2013 oleh Pemerintah tidak sepenuhnya dimengerti oleh guru.
Koordinasi pemerintah terhadap sekolah sangat kurang sehingga ketika guru
diwajibkan untuk menggunakan kurikulum yang baru tersebut, guru tidak memiliki
pengetahuan yang cukup dan kurikulum tersebut sangat membingungkan. Contohnya,
kurikulum mewajibkan bahwa dalm proses pembelajaran harus memakai laptop dan
LCD, serta bahan pembelajaran sebisa mungkin diambil dari internet sehingga
wawasannya luas. Masalahnya adalah bahwa guru-guru dan murid masih belum
menguasai kemajuan teknologi khusunya berkaitan dengan internet.
2. Apa
pandangan guru mengenai mata pelajaran yang ibu ajarkan?
Jawaban guru:
Sekarang
ini jam les disekolah sudah dikurangin dari 6 les menjadi 2 les karena sekarang
sudah banyak les bahasa Inggris diluar sekolah. Bahasa Inggris merupakan bahasa
yang sangat penting bagi siswa, tetapi bahasa Inggris kurang diminati siswa
khususnya siswa SMA di Methodist. Anak-anak kurang menyadari pentingnya bahasa
Inggris dalam berinteraksi dengan seseorang. Latar belakang siswa kebanyakan
berasal dari kampung sehingga mereka susah untuk menerima dan mempelajari
bahasa Inggris. Karena kebanyakan adalah siswa perantau, mereka sehari-harinya
menggunakan bahasa daerah dan mereka juga kurang mengerti bahasa Indonesia.
Berbahasa Indonesia saja mereka masih kurang mengerti apalagi berbahasa
Inggris. Kadang-kadang siswa juga merasa letih untuk mempelajari bahasa Inggris
sehingga guru sering mendapat respon negatif dari siswa.
3. Motivasi
apa yang mendasari ibu untuk terjun sebagai profesi guru?
Jawaban guru:
Dulu
sih saya pengen kuliah di UNIMED tapi saya takut karena di UNIMED ada magang
nya. Sempat juga sih dulu ingin jadi guru agama tetapi akhirnya berubah
pikiran. Saya coba cari pekerjaan lain tapi saya merasa tidak enjoy. Saya
berpikir bahwa saya haru ambil keputusan antara pendidikan atau kantoran.
Karena basic nya saya pernah ngajar les privat jadi saya memutuskan untuk
memilih ngajar dan ambil kuliah lagi ke Universitas Darma Agung untuk bisa jadi
profesi guru. Rencana sih saya mau sekolah lagi agar bisa mengajar di tingkatan
yang lebih tinggi.
4. Bagaimana
sudut pandang seorang guru dalam melihat peserta didik?
Jawaban guru:
Kalau
menurut saya siswa itu tidak ada yang bodoh, hanya saja mereka malas dan
motivasi belajar nya juga kurang. Kebanyakan siswa merantau dari derah kecil ke
medan seperti dari tarutung, balige, dan rantau prapat sehingga bahasa ibu
mereka juga bukan bahasa Indonesia melainkan bahasa daerah. Menurut penglihatan
saya, siswa menganggap sekolah hanya sebagai formalitas saja dan suatu hal yang
tidak terlalu penting.
Siswa
yang merantau tersebut kebanyakan ngekos dan tinggal di rumah sendiri jadi
mereka sangat bebas dan tidak ada orang tua yang mengawasi. Pengaruh kota
teerhadap perilaku mereka juga sangat besar. Saya sering ketemu dengan murid
saya di sun plaza. Ketika saya bertanya kepada mereka apa yang mereka lakukan
sampai sore dan mereka menjawab bahwa mereka sedang diskusi. Saya
bertanya-tanya kok diskusi di sun plaza tetapi anak-anak memang susah
dibilangin jadi mereka sering membantah saya. Saya tidak bisa melakukan
kekerasan seperi mencubit mereka karena saya tidak memiliki hak untuk itu.
Pernah sekali saya pukul mereka dan mereka mengatakan “hayooo miss kami visum
yaa” jadi saya tidak memiliki keberanian untuk melakukan agresi kepada mereka.
Terserah anak-anak mereka mau belajar atau tidur dikelas, yang penting saya
fokus kepada yang mau belajar saja.
5. Apa
filosofi guru dalam mengajar?
Jawaban guru:
Saya
menginginkan bahwa seorang guru dapat menjadi inspirasi bagi muridnya. Saya
berharap agar murid jangan takut kepada suatu mata pelajaran terutama bahasa
Inggris. Sya berharap agar murd sadar bahwa mereka butuh belajar dan diajar
oleh guru. Saya menginginkaagar murid sadar bahwa bahasa Inggris memang
kebutuhan mereka bagi masa depan yang mereka dambakan.
6. Apa
pendekatan guru dalam mengajar?
Jawaban guru:
·
Problem solving
·
Discovery (menemukan sendiri)
·
Tanya pendapat
·
Pada kelas 11 saya ngajar dalam gaya
conversation
·
Internet
7. Sistem
apa yang digunakan dalam belajar?
Jawaban guru:
·
Sistem Student Learning Center dan
Teacher Learning Center
·
Metode diskusi dan presentasi
·
Metode memberi soal dan menjawab
pertanyaan
·
Menemukan kata-kata baru dalam bahasa Inggris
8. Apa
kesan anda sebagai seorang guru?
Jawaban guru:
Saya
merasa bahwa pekerjaan saya sangat dibutuhkan. Saya merasa bahwa saya melakukan
hal yang sangat berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Saya merasa senang
ketika bertemu dengan siswa yang sudah bekerja. Saya senang karena ternyata
bahasa Inggris berguna bagi mereka khusunya bagi murid yang lulus di PTN. Ada
rasa bangga dan bahagia bahwa saya telah berhasil melakukan hal yang membawa
anak-anak menuju cita-cita yang didambakan.
III.
PENUTUP
Pada
bagian ini saya menanyakan kepada interviewee apakah ada yang ingin disampaikan
berkaitan dengan topik tersebut dan guru mengatakan bahwa guru sudah cukup
menjelaskan apa yang dimaksud oleh interviewee. Setelah itu, kami saling
berpamitan dan bersalaman dengan ekspresi yang sangat puas.
BAB
III
PEMBAHASAN
Pembelajaran
selalu melibatkan hubungan antara pikiran seseorang atau sekelompok orang dan
pikiran seseorang atau sekelompok orang lainnya. Kegiatan mengajar yang unggul
dipandang sebagai proses akademik, dimana siswa termotivasi belajar secara
berkelanjutan, substansial, dan positif terutama berkaitan dengan bagaimana
mereka berpikir, bertindak, dan merasa. Guru dengan kemampuan mengajar yang
unggul memiliki karakteristik sebagai berikut ini.
· Memiliki
pengetahuan tentang materi pelajaran
· Menetapkan
tujuan-tujuan pembelajaran yang sesuai dan mampu mengkomunikasikannya dengan
jelas
· Menunjukkan
sikap positif dan kepercayaan terhadap siswa, serta mampu mengatasi kendala
yang mungkin menghambat kemajuan belajar.
· Mengevaluasi
dan menilai siswa secara adil dan cepat
· Mendorong
siswa berfikir kreatif
· Memandu
siswa berhasil belajar melalui eksplorasi proses pemecahan masalah secara
kreatif dan kritis.
· Memberikan
feedback secara teratur, konstruktif, dan obyektif untuk siswa
· Mendengarkan
dengan penuh perhatian, bersemangat, dan menunjukkan keakraban
· Menggunakan
bahasa sebagai jembatan budaya
· Menanamkan
keinginan pada siswa untuk belajar seumur hidup
· Dsb
Berdasarkan
kriteria diatas, ada beberapa kriteria yang tidak berhasil diaplikasikan oleh
miss CS kepada siswanya. Miss CS tidak mampu untuk menguasai kurikulum
pembelajaran yang baru. Miss CS masih merasa kesulitan dengan strategi-strategi
atau teknik yang diwajibkan dalam kurikulum yang baru. Oleh karena itu, miss CS
tidak terlalu mengikuti strategi yang ditentukan oleh kurikulum tetapi miss CS
masih memakai strategi sendiri dalam mengajar. Miss CS juga merupakan guru yang
baik dan mampu menyesuaikan gaya mengajar untuk mencapai tujuan belajar siswa
yang berhasil walaupun dia tidak menguasai kurikulum sepenuhnya. Dalam
mengajar, miss cs melihat latar belakang siswanya yang tidak terlalu mampu
dalam berbahasa inggris. Banyak siswa yang menggunakan bahasa daerah dalam
kegiatan sehari-hari seperti bahasa batak. Dalam mengatasi masalah tersebut,
miss CS yang berasal dari suku batak mampu untuk mengerti kata-kata yang
diucapkan oleh anak muridnya. Guru juga mengajarkan anak berbahasa Indonesia
agar anak dapat mempelajari bahasa Inggris yang benar walaupun tidak sepasif
yang diinginkan oleh kebanyakan guru.
Miss
CS merupakan guru yang memiliki kriteria sebagai berikut;
A. Confidence
Miss
CS memiliki keyakinan terhadap diri sendiri walaupun dia mengalami kesulitan
dalam memahami dan mengaplikasikan kurikulum baru. Dia tetap mengajar dengan
strategi atau cara dia sendiri agar siswa mampu memhami pelajaran tersebut dan
tidak terlalu kaku dalam pelajaran tersebut.
B. Patience
Miss
CS adalah orang yang sabar karena murid yang dihadapi miss CS merupakan
anak-anak yang termasuk sulit untuk dididik. Murid-murid tersebut banyak
berasal dari luar kota sehingga miss CS sulit untuk mengendalikan murid-murid.
C. The
ability to look at life in a different way and to explain a topic in a
different way
Miss
CS menerapkan strategi mengajar dengan cara yang lebih menyenangkan seperti
belajar sambi menyanyi. Murid disuruh menyanyikan lagu bahasa Inggris yang
disukai kemudian murid disuruh untuk menjelaskan apa makna yang terkandung
dalam lagu tersebut. Dengan cara ini, secara tidak langsung murid telah
mengetahui kosakata bahasa Inggris yang baru.
D. Unwavering
support
Miss
CS teguh dalam melibatkan dukungan kepada murid. Miss CS berpendapat bahwa
tidak ada murid yang bodoh, hanya saja murid kurang termotivasi untuk belajar.
Miss CS tetap memberikan keyakinan besar kepada siswanya bahwa siswa mampu
memahami materi pelajaran dengan baik jika mereka tidak bermalas-malasan.
E. Pride
in students accomplishment
Miss
CS bangga atas prestasi yang telah dicapai oleh siswanya. Prestasi-prestasi
yang telah diraih muridnya seperti lulus di PTN favorit dan mendapatkan
peringkat dalam Olimpiade. Miss CS tidak malu-malu untuk menyatakan kepada
masyarakat bahwa mereka adalah muridnya.
F. Passion
for life
Miss
CS memiliki filosofi dalam mengajar yaitu guru sebagai inspirasi siswa dalam
menentukan masa depan mereka. Miss CS tak henti-hentinya membuat siswa terus
berpikir maju dan besar harapan miss CS agar siswanya sadar bahwa bahasa
Inggris memang kebutuhan mereka
Disamping
kriteria guru yang telah dijelaskan sebelumnya, miss CS bukanlah sosok guru
yang sempurna. Miss CS adalah manusia yang tidak lepas dari kesalahan. Walaupun
begitu, miss CS tetap berusaha sebaik-baiknya agar siswa dapat meraih prestasi.
Miss
CS menganut prinsip Paedagogi Modern karena dalam sistem belajar, guru
memfasilitsi murid dengan alat pendukung proses belajar yang modern. Teknik
pengajarannya juga sudah dapat mentransformaikan konten pengetahuan,
merangsang, mengawasi, dan memfasilitai pengembangan siswa. Fasilitas yng
didapatkan oleh murid juga mendukung dalam proses belajar mengajar seperti
adanya lab conversation, ruang kelas dilengkapi dengan LCD dan laptop, serta
dalam menyampaikan topik pembelajaran, miss CS sering memutarkan film atau
video yang mendukung.
BAB IV
KESIMPULAN
Menurut
Buku PEDAGOGI, ANDRAGOGI, DAN HEUTAGOGI karangan Prof . Dr. Sudarwan Danim,
miss CS belum sepenuhnya termasuk dalam kriteria guru yang memiliki kualitas
yang baik. Miss CS hanya memiliki beberapa kualitas guru yang baik. Tetapi
dalam praktik pengajarannya, miss CS sudah berusaha untuk menjadi guru yang
sesuai dengan kriteria guru yang baik. Dalam praktik pengajaran, guru tidak
selamanya mampu menerapkan teknik pengajaran seperti yang tertulis dalam teori
dikarenakan terkadang situsi yang dihadapi harus mengahadapkan guru memunculkan
kebijakan atau inisiatif baru yang dianggap sesuai untuk keberlangsungan proses
pembelajaran.
BAB V
SARAN
Guru
seharusnya mampu menghadapi segala situasi yang terjadi dalam proses belajar
mengajar. Guru harus memiliki teknik-teknik yang mampu membuat siswa dapat
menyenangi dan enjoy terhadap mata pelajaran tersebut. Sebaiknya sekolah dan
guru memiliki koordinasi yang baik dalam menetapkan strategi belajar yang
sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan oleh pemerintah. Guru juga harus
mampu menguasi perkembangan teknologi dan guru sebaiknya harus up-to-date terhadap kemajuan ilmu
pengetahuan.`
Daftar
Pustaka
Danim,
Prof.Dr.Sudarwan. 2013. PEDAGOGI, ANDRAGOGI, DAN HEUTAGOGI. Bandung : Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar